10 Oktober 2025

KPC, Jantung Kutai Timur yang Menopang Energi Negeri

Ilustrasi

LINTAS time – Bagi Kutai Timur, PT Kaltim Prima Coal (KPC) ibarat jantung yang terus berdetak. Dari detak itulah kehidupan mengalir, menghidupi ribuan keluarga. Seandainya jantung itu berhenti, roda ekonomi bisa ikut tersendat. Maka tak heran bila KPC ditetapkan sebagai salah satu Obyek Vital Nasional (Obvitnas).

Pagi itu, Kamis (21/8/2025), hujan tipis baru saja reda di Sangatta. Di Teras Belad Sangatta Selatan, puluhan wartawan duduk berjejer dengan buku catatan serta laptop terbuka di meja bundar. Hari kedua Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang digelar Aliansi Jurnalis Kutai Timur (AJKT) bekerja sama dengan lembaga penguji Solopos Media Grup ini terasa sedikit berbeda, sebab materinya keluar dari rutinitas soal kode etik atau teknik penulisan.

Di depan ruangan, Silvester Pantur, Acting Superintendent Public Communications KPC, duduk dengan kemeja abu-abu sederhana. Sesekali ia merapikan kacamata di wajahnya sebelum berbicara. Dengan intonasi yang tenang tapi mantap. “Menjaga Obvitnas bukan hanya tugas aparat atau perusahaan. Ini tanggung jawab kita semua. Termasuk rekan-rekan media di ruangan ini,” ujarnya.

Beberapa peserta langsung menoleh pada rekannya, ada yang menunduk serius mencatat, sementara seorang wartawan senior jenjang utama yanng berada di barisan belakang mengangguk pelan seolah memahami betul pesan yang disampaikan. Ya, wajar saja materinya terasa relevan dengan pekerjaan sehari-hari mereka.

Silvester lalu menjelaskan apa itu Obvitnas. “Kalau listrik atau pasokan energi terganggu, yang merasakan langsung ya masyarakat. Karena itu tambang, listrik, air, sampai pelabuhan harus dijaga ketat,” katanya.

Silvester kemudian membawa peserta pada realitas KPC. Dengan konsesi lebih dari 61 ribu hektar, kata dia, KPC memproduksi 55–60 juta ton batubara tiap tahun. Sebagian besar diekspor, tapi seperempatnya dipasok ke dalam negeri lewat Domestic Market Obligation (DMO). “Bayangkan, 70 persen listrik kita masih bergantung pada batubara. Termasuk dari sini, Sangatta,” paparnya.

Seorang wartawan muda di sisi kiri ruangan tampak menuliskan angka itu besar-besar di catatannya. Dari raut wajahnya, jelas ia terkesan dengan besarnya tanggung jawab KPC terhadap pasokan energi negeri ini.

Tak hanya energi, Silvester menyebut kontribusi finansial KPC yang mencapai miliar dolar per tahun. Angka ini tampak membuat beberapa peserta spontan takjub.

Di penghujung sesi, Silvester menekankan satu hal. Yakni informasi adalah bagian dari pengamanan. “Kalau berita menyesatkan atau hoaks tersebar, efeknya bisa lebih berbahaya daripada pagar yang runtuh. Di sinilah wartawan berperan. Menjernihkan, bukan mengaburkan.”

Kata-kata itu menutup sesi dengan tepuk tangan dari pata peserta. Pesannya sederhana, tapi kuat. Yaitu menjaga Obvitnas berarti menjaga kehidupan banyak orang. Dan di antara garda pengaman itu, media punya tempat yang istimewa.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini